Thursday, January 4, 2018

Three Billboards Outside Ebbing, Missouri (2017), Variasi Karakter yang Berpadu Begitu Harmonis

115 Min l Drama, Crime l 1 Desember 2017 (USA)

Director : Martin McDonagh
Writers  : Martin McDonagh
Stars     : Frances McDormand, Woody Harrelson, Sam Rockwell,…
         
         

           
Bercerita tentang perjuangan Mildred Hayes (Frances Mcdormand) yang berusaha mendapatkan harapan baru dari kasus pembunuhan serta pemerkosaan anaknya. Menggunakan tiga papan reklame yang disewanya, Mildred melncarkan aksi dengan maksud mendapatkan perkembangan mengenai kasus tersebut. Cukup berat saat banyak warga disekitarnya justru tidak setuju dengan aksi tersebut, dan berusaha menyerang Mildred agar menghentikan aksinya.



Bill Willoughby (Woody Harrelson) selaku kepala polisi wilayah Ebbing,  menjadi target dari aksi Mildred memiliki reputasi yang bagus diwilayahnya. Rekam jejak yang sangat baik ditambah pengabdianya terhadap lingkungan sekitarnya tersebut, membuat dirinya memiliki banyak teman dan pendukung untuk melawan aksi Mildred. Kanker yang diidap Bill membuat teman-temanya semakin gigih menyebar ancaman kepada Mildred dan pemilik papan reklame.


Karakter Mildred begitu kuat dalam film ini, terlihat kekuatan serta keyakinan dari seorang ibu. Frances berhasil menunjukan tingkatan frustasi yang pas. Perpaduanya dengan sang anak laki-laki (Lucas Hedges) membuat gambaran keluarga yang begitu kuat. Selain dari mereka sepertinya tidak ada karakter yang sangat menonjol, semua pas berbagi porsi dalam membangun cerita. Tapi ada beberapa karakter menurut penulis dapat memberi kesan sendiri yakni pemilik papan reklame Red Welby (Calem Landry Jones) yang terlihat begitu lemah dan baik dan Jason Dixon (Sam Rockwell) si polisi gila. Itu hanya kesimpulan penulis mengenai karakter, bagaimanapun tiap orang pastinya memiliki karakter favoritnya, catatan khusus adalah film ini begitu mudah memaparkan watak dari karakter didalamnya.

Audio dan Visual dalam film begitu sederhana layaknya film drama, nampaknya sudah menjadi ha lumrah apabila film ini tidak mengelabuhi penonton dengan gambar saja. Beberapa latar tempat yang tidak begitu asing dan shot sederhana sudah cukup dalam menghantarkan film tersebut ketingkat bagus. Yash lagi-lagi kesederhanaan dalam segi audio visual membuat film memiliki budget yang tidak besar tapi tidak terkesan “murahan”.


Pencapaian yang didapat dengan 6 nominasi Golden Globe menjadi bukti film ini punya kualitas. Drama yang dibangun dari premis sederhana dan diakhiri dengan cliffhanger membuat film begitu hangat. Cerita terbangun dengan sangat baik untuk mengelabuhi penonton, semua pertanyaan ataupun dugaan yang terlalu dini muncul bisa terpatahkan. Credit untuk cerita didalamnya membuat film ini begitu berhasil dalam membangun pertanyaan-pertanyaan dalam otak penonton agar tidak mengantuk. Semua komposisipas untuk meracik film ini menarik, sangat rekomendasi bagi anda yang suka drama kriminal. Begitu cocok untuk ditonton Calon Sineasss dengan tujuan mempelajari bagaimana menmbangun karakter dan transformasi non-fisiknya dari awal hingga akhir. Semua  begitu berbeda, tidak ada yang tertutupi, masing-masing memiliki spotligthnya sendiri dan film ini dapat memaparkan watak secara gamblang.


Wednesday, January 3, 2018

Lady Bird (2017), Sederhana, Hangat, Lembut, dan Menyentuh

94 Min l Drama, Comedy l 8 Desember 2017 (USA)

Director : Greta Gerwig
Writers  : Greta Gerwig
Stars     : Saoirse Ronan, Laurie Metcalf, Tracy Letts,…
   
            Sungguh membuat penasaran film yang berhasil mendapatkan rating 8.1 imdb dan 99% Rotten Tomatoes ini hanya berdurasi dibawah 100 menit.

Bercerita tentang seorang Christine “Lady Bird” McPherson (Saoirse Ronan), seorang siswi sekolah katolik di Sacramento yang memiliki hubungan tidak baik dengan Marion McPherson (Laurie Metcalf) sang ibu. Walaupun memiliki hubungan sedikit tidak haromnis, tetapi Marion masih mau untuk menemani Lady Bird mencari pakaian untuk memenuhi undangan makan malam thanksgiving bersama pacarnya. Untuk pertama kalinya pula Lady Bird tidak melewati malam thanksgiving dengan keluarga, yang sebenarnya hal tersebut membuat kecewa sang ibu, terlebih mereka mungkin segera berpisah karena Christine sebentar lagi masuk bangku kuliah.
Gambaran konflik tidak hanya ditonjolkan dalam hubungan anak dan ibu saja, melainkan hubungan sosial Lady Bird degan teman, kekasih, urusan akademis yang tersusun rapih dalam film ini. Begitu sederhana, lembut dan menyentuh semua adegan menggambarkan hal tersebut dan tidak terasa hyperbola. Persahabatan, hubungan cinta, dan keluarga menjadi aspek utama dalam film yang disajikan begitu menyentuh menemati kisah utama yakni proses pencarian jati diri Christine serta hubunganya dengan sang ibu.


Karakter Ibu dan Anak yang diperankan oleh Laurie Metcalf serta Saorise Ronan nampak tidak ada batasan seorang pemeran. Begitu hangat dan menyatu layaknya keluarga keduanya menunjukan hubungan yang real. Didukung dengan konflik Lady Bird serta kehadiran anggota keluarga lainya yakni Miguel (kakak), Shelly (pacar kakak), dan Larry (ayah) membuat film ini dapat menghadirkan kekuatan dari kehangatan sebuah keluarga walaupun dalam plot beberapa adegan menunjukan ketidakharmonisan.

Audio dan Visual begitu sederhana, tapi semua nampak membesarkan film tersebut. Gambaran suasana 2002-2003  terpapar dengan simple, sungguh tidak terlihat sedikitpun film tersebut “murahan”. Kita tidak akan menemukan variasi shot yang aneh dan track yang khusus, tapi tetap kita akan merasakan kekuatan dari plot cerita yang begitu lembut. Penulis pikir drama sederhana yang tidak membuat orang mengantuk adalah bukti bagaimana skenario yang coba divisualisasikan berhasil menyentuh para penonton.


Pencapaian yang diraih oleh film dengan budget 11 juta US Dollar ini sepertinya akan melebihi anggaran tersebut, hingga saat ini sudah mencapai 32 juta, belum lagi rencana tambahan pemutaran dibeberapa bisokop luar Amerika pastinya akan menambah keuntungan film. 4 nominasi Golden Globe menjadi bukti bahwa film ini tidak “murahan”. Sangat layak apabila film tersebut nantinya bisa mendapatkan nominiasi atau bahkan menang di Oscar dalam kategori Actrees berkat peran ciamik dari Saorise Ronan dan Laurie Metcalf. Bagaimana dengan Best Picture?? Penulis menganggap layak film ini untuk memenangkanya.

Sederhana, hangat, lembut, dan menyentuh adalah diksi yang selalu ingin penulis katakan bagi film ini. Film Coming of Age yang sangat direkomendasikan bagi Calon Sineasss, dimana semua tersaji rapih dan didukung oleh pemain yang pas. Kita akan mempelajari bagaimana drama tiga babak dengan delapan sequence yang cukup singkat hanya dalam 94 menit tetapi mampu terpapar dengan jelas dan “sempurna”


Tuesday, January 2, 2018

Review Film I, Tonya (2017), Paduan Ironi dan Komedi

119 Min l Biography, Drama, Sport l 8 Desember 2017 (USA)

Director : Craig Gillespie
Writers  : Steven Rogers
Stars     : Margot Robbie, Sebastian Stan, Allison Janney,…


          Margot Robbie menjadi daya tarik tersendiri bagi penulis untuk menontonya, tidak ada alasan lain. Hali itu cukup logis karena Margot Robbie selalu memberikan penampilan unik disetiap filmnya terutama saat menjadi Harley Quinn.



Bercerita tentang Tonya Harding (Margot Robbie) seorang atlet ice skating bertalenta. Berada didunia olah raga ice skating dengan kesan umum para atlet yang anggun, nyatanya Tonya tidak begitu dan dikelilingi  lingkungan tidak harmonis secara langsung bepengaruh terhadap karirnya. Dibesarkan oleh ibunya yang terkesan abusive, Lavona Harding (Allison Janney) dengan sikap keras serta menganggap semua atlet ice skating lain adalah lawan, membuat Tonya tidak memiliki teman dekat sesama atlet. Lavona mempertaruhkan semua yang dia punya demi menjadikan Tonya sebagai yang terbaik dalam dunia ice skating.


Sang Ibu menganggap anaknya lebih kuat dalam keadaan marah membuat hampir disetiap perlombaan dia selalu berusaha agar sang anak menjadi "ganas" terlebih dahulu, hingga tidak heran Lavona rela membayar orang untuk menaikan amarah Tonya. Tidak hanya sang ibu yang secara langsung mempengaruhi kondisi psikologi dari Tonya, Jeff Gilloy (Sebastian Stan) adalah suami dan salah satu perusak “kestabilan”. Bukan menjadi suami yang baik bagi tokoh utama, Gilooly tidak sengaja menjadi bagian dari sosok penghancur dalam karir ice Skating Tonya.

Karakter Tonya, Lavona, dan Jeff adalah sosok sentral yang memberikan komposisi sempurna dalam film, ketiganya begitu kuat dalam membangun momentum. Tokoh-tokoh tersebut sangat berhasil mengisi setiap plot dengan mempesona. Margot berhasil mengambarkan atlet ice skating yang  mudah meledak tetapi mampu membuat penulis merasa empati denganya dalam beberapa kondisi. Nilai plus diberikan  berkat  beberapa gerakan yang dilakukan langsung oleh Margot dan begitu mempesona, walaupun untuk bagian “Triple Axel”nya harus dibantu CGI. Yash… lagi-lagi pemeran Tonya berhasil dengan actingnya, terutama untuk part fall sang tokoh utama. credit lainya diberikan untuk Lavona dan Jeff, keduanya merupakan sosok jahat tapi baik dalam film dengan semua sikapnya, kita dapat tau bahwa mereka merupakan tokoh antagonis dalam hidup Tonya walaupun yang dilakukan oleh keduanya berdasarkan rasa sayang.


Audio dan Visual begitu dinamis dan indah serta mendukung beberapa adegan membawa penonton kepada sebuah komedi ironi. Musik pengiring mendapatkan penilaian khusus tatkala penulis mendengarkanya dalam beberapa scene dan tertawa setelahnya, track sungguh membuat momentum komedi terbangun. Bantuan CGI untuk adegan lomba menambah nilai positif untuk film dan memperindah gerakan Tonya saat “Triple Axel”, hal yang wajar saat adegan tersebut harus dibantu CGI karena tidak banyak atlet sungguhan bisa gerakan tersebut.

Secara pencapaian, sulit rasanya untuk mendapatkan untung dalam segi keuangan, balik modal saja rasanya agak mustahil. Kisah Tonya Harding yang hanya terblow up ditingkat domestik dan pemasaran film membuat hasilnya bisa ditebak kearah merugi. Tetapi dalam hal penghargaan, nominasi Oscar akan menjadi sebuah reward yang tidak berlebihan dengan apa yang telah penulis saksikan. Komposisi menarik dari kisah hidup yang tidak banyak diketahui tetapi punya nilai moral melimpah, musik yang berhasil membangun momentum, adegan dengan bumbu “breaking the fourth wall” yang semakin mengajak penonton untuk terlibat dalam ironi kehidupan Tonya dan karakter-karakter kuat didalamnya menjadi salah satu alasan kenapa “ I, Tonya” menjadi film wajib untuk Calon Sineasss.


Three Billboards Outside Ebbing, Missouri (2017), Variasi Karakter yang Berpadu Begitu Harmonis

115 Min l Drama, Crime l 1 Desember 2017 (USA) Director : Martin McDonagh Writers  : Martin McDonagh Stars      : Frances McDorm...