Tuesday, January 2, 2018

Review Film I, Tonya (2017), Paduan Ironi dan Komedi

119 Min l Biography, Drama, Sport l 8 Desember 2017 (USA)

Director : Craig Gillespie
Writers  : Steven Rogers
Stars     : Margot Robbie, Sebastian Stan, Allison Janney,…


          Margot Robbie menjadi daya tarik tersendiri bagi penulis untuk menontonya, tidak ada alasan lain. Hali itu cukup logis karena Margot Robbie selalu memberikan penampilan unik disetiap filmnya terutama saat menjadi Harley Quinn.



Bercerita tentang Tonya Harding (Margot Robbie) seorang atlet ice skating bertalenta. Berada didunia olah raga ice skating dengan kesan umum para atlet yang anggun, nyatanya Tonya tidak begitu dan dikelilingi  lingkungan tidak harmonis secara langsung bepengaruh terhadap karirnya. Dibesarkan oleh ibunya yang terkesan abusive, Lavona Harding (Allison Janney) dengan sikap keras serta menganggap semua atlet ice skating lain adalah lawan, membuat Tonya tidak memiliki teman dekat sesama atlet. Lavona mempertaruhkan semua yang dia punya demi menjadikan Tonya sebagai yang terbaik dalam dunia ice skating.


Sang Ibu menganggap anaknya lebih kuat dalam keadaan marah membuat hampir disetiap perlombaan dia selalu berusaha agar sang anak menjadi "ganas" terlebih dahulu, hingga tidak heran Lavona rela membayar orang untuk menaikan amarah Tonya. Tidak hanya sang ibu yang secara langsung mempengaruhi kondisi psikologi dari Tonya, Jeff Gilloy (Sebastian Stan) adalah suami dan salah satu perusak “kestabilan”. Bukan menjadi suami yang baik bagi tokoh utama, Gilooly tidak sengaja menjadi bagian dari sosok penghancur dalam karir ice Skating Tonya.

Karakter Tonya, Lavona, dan Jeff adalah sosok sentral yang memberikan komposisi sempurna dalam film, ketiganya begitu kuat dalam membangun momentum. Tokoh-tokoh tersebut sangat berhasil mengisi setiap plot dengan mempesona. Margot berhasil mengambarkan atlet ice skating yang  mudah meledak tetapi mampu membuat penulis merasa empati denganya dalam beberapa kondisi. Nilai plus diberikan  berkat  beberapa gerakan yang dilakukan langsung oleh Margot dan begitu mempesona, walaupun untuk bagian “Triple Axel”nya harus dibantu CGI. Yash… lagi-lagi pemeran Tonya berhasil dengan actingnya, terutama untuk part fall sang tokoh utama. credit lainya diberikan untuk Lavona dan Jeff, keduanya merupakan sosok jahat tapi baik dalam film dengan semua sikapnya, kita dapat tau bahwa mereka merupakan tokoh antagonis dalam hidup Tonya walaupun yang dilakukan oleh keduanya berdasarkan rasa sayang.


Audio dan Visual begitu dinamis dan indah serta mendukung beberapa adegan membawa penonton kepada sebuah komedi ironi. Musik pengiring mendapatkan penilaian khusus tatkala penulis mendengarkanya dalam beberapa scene dan tertawa setelahnya, track sungguh membuat momentum komedi terbangun. Bantuan CGI untuk adegan lomba menambah nilai positif untuk film dan memperindah gerakan Tonya saat “Triple Axel”, hal yang wajar saat adegan tersebut harus dibantu CGI karena tidak banyak atlet sungguhan bisa gerakan tersebut.

Secara pencapaian, sulit rasanya untuk mendapatkan untung dalam segi keuangan, balik modal saja rasanya agak mustahil. Kisah Tonya Harding yang hanya terblow up ditingkat domestik dan pemasaran film membuat hasilnya bisa ditebak kearah merugi. Tetapi dalam hal penghargaan, nominasi Oscar akan menjadi sebuah reward yang tidak berlebihan dengan apa yang telah penulis saksikan. Komposisi menarik dari kisah hidup yang tidak banyak diketahui tetapi punya nilai moral melimpah, musik yang berhasil membangun momentum, adegan dengan bumbu “breaking the fourth wall” yang semakin mengajak penonton untuk terlibat dalam ironi kehidupan Tonya dan karakter-karakter kuat didalamnya menjadi salah satu alasan kenapa “ I, Tonya” menjadi film wajib untuk Calon Sineasss.


No comments:

Post a Comment

Three Billboards Outside Ebbing, Missouri (2017), Variasi Karakter yang Berpadu Begitu Harmonis

115 Min l Drama, Crime l 1 Desember 2017 (USA) Director : Martin McDonagh Writers  : Martin McDonagh Stars      : Frances McDorm...