135 Min l
Thriller, Drama l 6 April 2017, 30 November 2017 (Tayang kembali)
Director
: Emil Heradi
Writers
: Teuku Rifnu Wikana, Rahabi Mandra
Stars
: Teuku Rifnu Wikana, Yayu Unru, Torro Margens,…
Sejujurnya
gue gak nyangka Night Bus akan menjadi film terbaik dalam gelaran FFI tahun
ini. Film yang tayang perdana pada bulan April inipun terlewatkan begitu saja
oleh penulis, ntah apa yang terjadi saat itu
tapi sama sekali gue bahkan tidak menyadari adanya film tersebut. Benar
saja, penayangan awal hanya mendaptkan 20ribu sehingga bisa dikatakan Night Bus
merupakan film yang sepi peminat. Hal tersebut pula diakui oleh Darius
Sinathrya sebagai produser, pihaknya melakukan kesalahan dalam distribusi film
dan pemasaran.
"MEREKA HANYA INGIN PULANG, MEREKA INGIN SELAMAT"
Bercerita tentang perjalanan “BABAD” sebuah bus
malam menuju Sampar, daerah yang sedang begejolak konflik antara aparat
pemerintahan dan barisan pemberontak lokal penuntut kemerdekaan wilayahnya.
Penumpang Babad memiliki beragam maksud tersendiri untuk pergi ke Sampar, ada
yang hendak mencari pekerjaan, bertemu keluarga, menyelesaikan masalah pribadi
hingga mencari anaknya yang sudah lama tidak diketahui kabarnya. Babad yang
disupiri oleh Amang (Yayu Unru) dan Bagudung (Teuku Rifnu Wikana) melakukan perjalanan
seperti biasa yang mereka jalani, hingga sampai pos pengamanan pertama dan
langit sudah gelap barulah perjalanan “menarik” dimulai.
Babad
harus melewati jalan-jalan rawan perang dan bertemu pihak-pihak yang sedang
berkonflik. Perjalanan tersebut menjadi sangat menakutkan bagi para penumpang,
mereka harus turun naik bus atas perintah aparat pemerintah ataupun barisan
pemberontak. Tidak ada yang tau apa yang akan terjadi pada mereka selanjutnya,
apakah akan sampai tujuan dengan selamat atau tidak.
Karakter Bagudung dan Amang memiliki peran
sentral dalam film tersebut, keduanya bisa dikatakan menjadi “penghidup” utama dalam
film tersebut walupun tidak semua cerita berasal dari mereka, teatapi dengan acting dari Teuku Rifnu film benar-benar menjadi seru dan menarik. Sebagai penonton kita
juga tidak bisa mengesampingkan peran lainya seperti Anisa, Yudha, Luthfi, Nur,
Mala, Rifat dan Umar yang diperankan Torro Margens. Banyaknya karakter yang
muncul dalam film semakin membuktikan bahwasanya perang saudara tersebut sangat
mengganggu dan menjadi ancaman bagi warga lainya tak terkecuali penumpang Babad
yang dengan beragam tujuan ingin sampai ke Sampar dengan selamat.
Visual dalam film ini mampu menunjukan suasana yang menarik pada malam hari, bus remang atau sebagian gambar yang agak gelap membuat penulis puas dengan pengalam menonton film untuk adegan mencekam. Tetapi dibalik itu semua ada sedikit cacat saya dapati, kemungkinan itu dikarenakan proses coloring yang terlalu memaksa atau ntah bagaimana sehingga ada sebuah kondisi muka Amang hitam, layaknya sebuah layar yang sobek atau bolong (andaikan bisa memotret, mungkin bakal gue capture bagian tersebut). Selanjutnya ada beberapa part menggunakan CGI, menurut gue agak maksa sih dan sempet kepikiran apakah mungkin tidak perlu menggunakan CGI agar gambarnya lebih halus, tentunya hal tersebut sudah menjadi pertimbangan tim produksi karena terkadang CGI bisa menekan budget dibanding harus membuat set yang sama persis sesuai isi kepala dari Director, Penulis, ataupun Produser.
Audio dalam film Night Bus sebenarnya sudah cukup untuk bagian effect dan Scoring lainya sehingga suasana dapat dirasakan betul oleh penonton. Ada sedikit masalah yang mungkin bukan hanya penulis saja yang merasakan yaitu suara dialog antar karakter yang cenderung terlalu pelan ditambah subtitle tidak muncul dalam beberapa part membuat beberap dialog tidak tertangkap baik oleh penulis saat menonton, tapi hal tersebut tidak menjadi masalah major dibandingkan dengan visual yang menurut penulis masih bisa untuk lebih baik lagi.
Pencapaian yang diraih oleh film ini mungkin tidak begitu menguntungkan dari segi pendapatan bahkan ada beberapa orang menganggap film ini merugi, tapi dengan penghargaan FFI yang telah diraih setidaknya itu membuktikan Night Bus tetap menjadi sebuah karya yang harus ditonton. Diputar kembali mulai 30 November (sebuah kesempatan penulis bisa menonton kembali) tidak berpengaruh banyak untuk mendobrak jumlah penonton, walaupun terdapat aktor-aktor beken seperti Lukman Sardi, Tyo Pakusadewo, Donny Alamsyah dan Alex Abbad ditambah Night Bus sudah memiliki gelar sebagai Film Tebaik FFI mengalahkan Cek Toko Sebelah (2jt lebih penonton) dan Pengabdi Setan (4jt lebih penonton).
No comments:
Post a Comment